RSS

Hati yang Bersih

17 Okt

Setiap orang yang beriman senantiasa berusaha membersihkan hatinya :). Sebab kebersihan hati merupakan pangkal dari segala kebersihan diri.  Dari kebersihan diri (salaamatul qulub) akan muncullah kebersihan kata dan ucapan (salaamatul lisan), kebersihan akal dan pemikiran (salaamatul ‘uqul) serta kebersihan perilaku (salaamatul ‘amal)

Sabda junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW: “Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah jasadnya seluruhnya. Ingatlah, ia adalah hati (al qolbu).“(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim).

Jadi, jika kita ibaratkan bahwa seluruh jasad atau diri kita adalah sebuah mobil, maka hati merupakan mesinnya. Jika mesinnya tokcer, maka niscaya mobil tersebut akan berfungsi dengan baik. Tapi jika mesinnya rusak, maka mobil tersebut tidak ada gunanya sama sekali betapapun indahnya body mobil tersebut, atau lengkapnya interior dengan segala aksesorisnya.

Demikian pula dengan kehidupan kita di dunia ini. Tujuan utama hidup bukanlah agar kita dapat berbangga-bangga dengan banyaknya harta, kekayaan, pangkat, jabatan, serta kekuasaan. Atau banyaknya harta, kekayaan, pangkat, jabatan atau kekuasaan. Atau banyaknya keturunan, pengikut, pasukan serta pendukung kita. Sebab kesemua hal tadi tidak ada gunanya bagi kita tatkala kita menghadap kehadirat Alloh di hari Pengadilan di Padang Mahsyar kelak. Setiap diri kita masing-masing akan menghadap kehadirat-NYA sendiri-sendiri, tanpa harta maupun keturunan yang dapat menyelamatkan diri kita sedikitpun dari ketetapan azabNYA. Satu-satunya hal yang dapat mempengaruhi keputusan Alloh di saat itu hanyalah kebersihan hati seseorang yang telah dipelihara serta dipertahankannya selama hidup di dunia fana ini.

“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Alloh dengan hati yang bersih.”(QS. Asy Syura (26):88-99)

Alloh SWT menyatakan di dalam Al-Qur’an bahwa kaitannya dengan hati, manusia hanya memiliki tiga pilihan. Pilihan pertama, hati yang beriman. Inilah hati orang-orang beriman yang akan memperoleh kemenangan baik di dunia maupun di akhirat (QS. 2 : 1-5). Kedua, hati yang terkunci mati. Inilah hati orang-orang kafir yang menolak eksistensi Alloh dengan segala konsekuensinya. Dan bagi mereka siksa yang amat berat (QS. 2: 6-7). Ketiga hati yang berpenyakit. Inilah hati orang-orang munafik yang secara lahiriah seolah-olah memperlihatkan keimanan serta keislaman dirinya, padahal secara batiniah mereka menentang Alloh dan RasulNYA dan orang-orang yang tersesat tanpa tujuan hidup yang jelas (QS. 2: 8-20).

Kelompok pertama ibarat mobil yang tok-cer dan dapat menghantarkan penumpangnya sampai dengan aman dan selamat sampai ke akhir perjalanan. Kelompok kedua ibarat mobil yang diparkir, tidak bergerak sedikitpun. Tetapi penumpangnya merasa yakin bahwa ia akan sampai ke tujuan dengan mobil tersebut. Suatu hal yang mustahil. Kelompok ketiga ibarat mobil yang sering mogok di tengah jalan sehingga menyebabkan si penumpang seringkali merasa kesal dan tidak sabar. Tetapi untuk pindah mobil ia tidak ingin, sebab kecintaannya sudah sedemikian dalamnya terhadap mobil yang brengsek itu. Akibatnya mobil tadi menjadi beban saja baginya sementara tujuan perjalanan tidak tercapai.

Hati yang beriman ialah hati yang selalu bersih. Bagaimana cara kita menumbuhkan dan memelihara kebersihan hati? yang jelas tidak pakai sabun colek ya  🙂
Ada tiga syarat utama :

Selalu mengharapkan rahmat Alloh.

Betapapun beratnya penderitaan hidup dunia, mereka selalu optimis. Mereka tidak menyesal sehingga pesimis dan menghadapi jalan buntu. Frustasi lantas mengambil jalan pintas dengan jalan bunuh diri. Mereka yakin sangat bahwa hidup di dunia ini penuh perjuangan dan menuntut pengorbanan serta kesabaran. Sebab hanya orang kafir sajalah yang berputus-asa dari rahmat Alloh.
“…dan jangan kamu berputus-asa dari rahmat Alloh. Sesungguhnya tiada berputus-asadari rahmat Alloh, melainkan kaum yang kafir.”(QS. 12: 87)
Optimisme orang yang berhati bersih merupakan optimisme yang optimas. Optimisme yang tidak hanya sebatas masa depan atau hari tua di dunia. Melainkan optimisme yang melampaui hari tuanya, bahkan melampaui masa setelah ia tiada di alam fana, bahkan sampai melampaui masa. Berlakunya kehancuran total dunia ini. Yakni optimisme yang jangkauannya sampai ke hari akhir. Mereka tidak sekedar mengharapkan jaminan masa tua, berupa BTN atau Perumnas. Melainkan harapan akan jaminan di dunia fana sebagai pekerjaan dan hamba Alloh yang gigih bekerja mengharapkan gaji yang secukupnya. Mengharapkan kebahagiaan di akhirat berupa perumin (perumahan mu’minin)!. Untuk itulah mereka senantiasa meniti jalan satu-satunya demi memperoleh rahmatNYA, yaitu jalan yang penuh ketaatan.
“Dan ta’atilah Alloh dan Rasul supaya kami diberi nikmat.”(QS. 3: 132).

Takut akan siksa Alloh
Semakin takut seseorang akan siksa Alloh, maka semakin berani ia menghadapi berbagai resiko karena ketaatannya di jalan Alloh.
“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Alloh. Mereka takut kepadaNYA, dan mereka tiada merasa takut kepada seseorangpun selain kepada Alloh.”(33:39).
Sebaliknya, semakin berani seseorang merubah-rubah aturan Alloh, menyatakan yang halal itu haram dan yang haram itu halal, maka akan semakin takut ia menghadapi berbagai resiko karena tidak mengikuti perintahNYA dan menjauhi laranganNYA.
“Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Alloh dengan sesuatu yang Alloh sendiri tidak menurunkan keterangan tentang hal itu.” (3:151).

Cinta yang amat sangat kepada Alloh.
“Dan diantara manusia ada yang tidak menyembah tandingan-tandingan selain Alloh;mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang beriman amat-sangat cintaNYA kepada Alloh.”(2:165).
Salah satu tanda bahwa seseorang dapat merasakan lezatnya iman yaitu manakala cintanya kepada Alloh dan RasulNYA melebihi cintanya kepada selain selain kedua pihak tersebut. Kriteria cinta ada tiga :

Mencintai segala apa yang dicintai oleh pihak yang kita cintai. termasuk melaksanakan apa yang diperintahkan

Membenci segala apa yang dibenci oleh pihak yang kita cintai. termasuk menjauhi apa yang dilarang

Siap menghadapi segala resiko dan tantangan demi mengejar cinta dari pihak yang kita cintai

Wallahu a’alam bish showab

 
3 Komentar

Ditulis oleh pada Oktober 17, 2011 inci akhlak

 

Tag: , , , , , , , , , , ,

3 responses to “Hati yang Bersih

  1. gion

    Oktober 19, 2011 at 9:52 am

    informasinya sangat bagus….bikin fresh..

     
  2. Lee Matsunaga

    Oktober 27, 2011 at 5:02 am

    “…dan jangan kamu berputus-asa dari rahmat Alloh..”
    Ya Alloh rasanya begitu mengerikan, jika kita berputus asa…
    Semoga kita selalu kuat, menghadapi semua cobaan..
    dan semoga memperkuat cinta dan ketaatan kita terhadap Allah…

    Ya Allaoh, Guide my steps don`t let me go astray You`re the only one that showed me the way,

     
  3. pram

    Oktober 16, 2012 at 10:42 pm

    ijin untuk di copy tulisan anda…and share
    syukron

     

Tinggalkan Balasan ke gion Batalkan balasan